Desainer Muda Indonesia Tampil di Eropa
A
A
A
Desainer muda Indonesia kembali menembus panggung fashion dunia. Belum lama ini, seorang desainer lulusan SMK NU Banat, Kudus, jurusan Tata Busana, Risa Maharani menggelar karya mode miliknya dalam pagelaran busana La Mode Sur La Seine à Paris, di Paris, Prancis pada 29 September yang lalu.
SMK NU Banat merupakan satu dari 16 SMK yang dibina oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation, dimana SMK NU Banat terpilih sebagai sekolah rujukan nasional untuk SMK bidang Tata Busana di seluruh Indonesia. Hal tersebut menunjukkan Bakti Pendidikan Djarum Foundation telah melakukan terobosan dengan meningkatkan mutu SMK bidang Tata Busana yang meliputi pendidik, kurikulum pendidikan dan penyediaan infrastruktur serta fasilitas penunjang.
“Mengikuti fashion show yang pertama kalinya di Eropa, bagi saya banyak tantangan yang ditemui dalam mempersiapkan koleksi ready to wear yang mengarah ke Business to Business (B2B). Mulai dari mempelajari selera pasar Eropa, membuat konsep desain, memilih material yang digunakan hingga menjaga standarisasi produksi agar sesuai dengan pasar Eropa,” terang Risa.
Dalam pagelaran busana La Mode Sur La Seine à Paris, Risa Maharani membawa brand RISA, label miliknya menghadirkan koleksi busana dengan menonjolkan craftsmanship bertema “Maros”. Tema tersebut terinspirasi dari istilah “historia de color” yang dalam bahasa Spanyol berarti ‘sejarah warna’ karena pertama kali warna ditemukan di Gua Altamira, Spanyol.
Tema tersebut dituangkan dalam desain busana dengan siluet yang simpel dan karakter gaya urban, namun memiliki cerita yang sesuai selera pasar kalangan muda di Eropa. Material yang digunakan didominasi bahan polyester dengan permainan warna yang identik dengan kehidupan primitif yaitu warna merah, kuning, biru, hitam dan putih. Sentuhan ornamen yang mengandalkan kerajinan tangan dihadirkan pula sebagai daya tarik koleksi ini.
Koleksi “Matos” juga diperagakan model internasional di atas kapal pesiar Boreas yang menyusuri Sungai Seine berkeliling Kota Paris. Acara ini dihadiri sekitar 300 undangan yang terdiri dari buyer dan media internasional. Selama acara yang berlangsung, kapal berlayar mulai dari Menara Eiffel dan menyusuri sejumlah tempat ikonik di Kota Paris seperti Grand Palais, Louvre Museum hingga Kathedral Notre – Dame. Risa juga berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya yang diharapkan dapat membuka peluang kerjasama bisnis dengan pihak internasional.
“Harapan saya pastinya semoga dapat diterima oleh pasar internasional, dan dapat menginspirasi teman-teman generasi milenial yang lain, khususnya anak-anak SMK. Semoga mereka menjadi lebih bersemangat menggeluti industri fashion karena saya sudah membuktikan bahwa berkarya dan berbisnis di dunia internasional bukanlah mimpi belaka bagi kami, siswa dengan latar belakang pendidikan SMK,” papar gadis kelahiran Mojokerto, 21 Maret 1998 tersebut. (Iman Firmansyah)
SMK NU Banat merupakan satu dari 16 SMK yang dibina oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation, dimana SMK NU Banat terpilih sebagai sekolah rujukan nasional untuk SMK bidang Tata Busana di seluruh Indonesia. Hal tersebut menunjukkan Bakti Pendidikan Djarum Foundation telah melakukan terobosan dengan meningkatkan mutu SMK bidang Tata Busana yang meliputi pendidik, kurikulum pendidikan dan penyediaan infrastruktur serta fasilitas penunjang.
“Mengikuti fashion show yang pertama kalinya di Eropa, bagi saya banyak tantangan yang ditemui dalam mempersiapkan koleksi ready to wear yang mengarah ke Business to Business (B2B). Mulai dari mempelajari selera pasar Eropa, membuat konsep desain, memilih material yang digunakan hingga menjaga standarisasi produksi agar sesuai dengan pasar Eropa,” terang Risa.
Dalam pagelaran busana La Mode Sur La Seine à Paris, Risa Maharani membawa brand RISA, label miliknya menghadirkan koleksi busana dengan menonjolkan craftsmanship bertema “Maros”. Tema tersebut terinspirasi dari istilah “historia de color” yang dalam bahasa Spanyol berarti ‘sejarah warna’ karena pertama kali warna ditemukan di Gua Altamira, Spanyol.
Tema tersebut dituangkan dalam desain busana dengan siluet yang simpel dan karakter gaya urban, namun memiliki cerita yang sesuai selera pasar kalangan muda di Eropa. Material yang digunakan didominasi bahan polyester dengan permainan warna yang identik dengan kehidupan primitif yaitu warna merah, kuning, biru, hitam dan putih. Sentuhan ornamen yang mengandalkan kerajinan tangan dihadirkan pula sebagai daya tarik koleksi ini.
Koleksi “Matos” juga diperagakan model internasional di atas kapal pesiar Boreas yang menyusuri Sungai Seine berkeliling Kota Paris. Acara ini dihadiri sekitar 300 undangan yang terdiri dari buyer dan media internasional. Selama acara yang berlangsung, kapal berlayar mulai dari Menara Eiffel dan menyusuri sejumlah tempat ikonik di Kota Paris seperti Grand Palais, Louvre Museum hingga Kathedral Notre – Dame. Risa juga berkesempatan untuk mempresentasikan karyanya yang diharapkan dapat membuka peluang kerjasama bisnis dengan pihak internasional.
“Harapan saya pastinya semoga dapat diterima oleh pasar internasional, dan dapat menginspirasi teman-teman generasi milenial yang lain, khususnya anak-anak SMK. Semoga mereka menjadi lebih bersemangat menggeluti industri fashion karena saya sudah membuktikan bahwa berkarya dan berbisnis di dunia internasional bukanlah mimpi belaka bagi kami, siswa dengan latar belakang pendidikan SMK,” papar gadis kelahiran Mojokerto, 21 Maret 1998 tersebut. (Iman Firmansyah)
(nfl)